Jumat, 14 Juni 2013

PROTEKSI RADIASI

Dasar - Dasar Proteksi Radiasi

Proteksi Radiasi atau Keselamatan Radiasi : adalah suatu ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan teknik kesehatan lingkungan yaitu tentang proteksi yang perlu diberikan kepada seseorang atau sekelompok orang terhadap kemungkinan diperolehnya akibat negatif dari radiasi pengion.

TUJUAN PROTEKSI RADIASI

Mencegah  terjadinya  efek non stokastik   yang  berbahaya,  dan  membatasi  peluang terjadinya efek stokastik hingga pada  nilai batas yang dapat diterima masyarakat;

Meyakinkan bahwa  pekerjaan  atau kegiatan yang menggunakan zat radioaktif atau sumber radiasi dapat dibenarkan.

FALSAFAH PROTEKSI RADIASI

Prinsip: ALARA (as low as reasonably achieveable), serendah mungkin yang dapat diterima akal sehat, yaitu:

  • Justifikasi:  Manfaatnya harus  lebih besar dari risiko radiasi yang diterima

  • Limitasi:  Jumlah dosis yang diterima harus tidak melebihi NBD yang ditetapkan dan dilakukan pada daerah kerja tertentu

  • Optimasi:  Penggunaan dosis yg optimal.

Efek Biologi Radiasi

  • Somatik     :   Orang yg terkena radiasi;

      - Stokastik :   Peluang terjadi sebanding dengan

                           dosis yang diterima tanpa ada ambang

                           batas

       - Non-stokastik :  Keparahan akibat radiasi

                                   bergantung dosis yg diterima; ada

                                   ambang batas.

  • Genetik        : Keturunan orang yg terkena radiasi;

  • Teratogenik : Cacat bawaan / kematian karena janin terkena radiasi;


FUNGSI KESELAMATAN

  • Man:  Orang / operator yg menjalankan alat;

  • Machine:  Peralatan yg digunakan;

  • Interface:   Antarmuka  antara  orang  dan  peralatannya, yaitu prosedur kerja;

  • Safety culture:  Budaya keselamatan, kebiasaan2 baik menjunjung keselamatan;

  • Regulation:  Kepatuhan pd peraturan perundang-an;  Perizinan, akreditasi & sertifikasi;  Inspeksi.

KETENTUAN UMUM PROTEKSI RADIASI

Hubungan antara risiko dan batas dosis:

50 mSv/thn = 5000 mrem/thn ekivalen dengan probabilitas 1 kematian dalam 2000 kasus per tahun.

Kategori Penyinaran

  • Pekerja radiasi (18th+):  wanita hamil dan pekerja radiasi lainnya;

  • Anggota masyarakat: perorangan dan keseluruhan;

  • Medik, bagi pasien yg sengaja diberikan. Tidak termasuk bagi pelaksana penyinaran.

KETENTUAN  NBD

Kep No. 01 rev.1/Ka-BAPETEN/III-01:

  • Penerimaan dosis yg tidak boleh dilampaui per thn

  • Tidak bergantung laju dosis, interna / eksterna;

  • Tidak termasuk penyinaran medis & alami;

  • Pekerja radiasi tidak boleh berusia < 18 thn.

Pekerja wanita dalam masa menyusui tidak diizinkan bertugas di daerah radiasi dg risiko kontaminasi tinggi.KETENTUAN NBD (Keputusan Ka Bapeten No. 01/Ka-BAPETEN/V-99)

KETENTUAN NBD

Jenis penyinaran                                             Maksimal

1.  Seluruh tubuh/thn                                        50mSv (5rem)

2.  Abdomen wanita usia subur/mg                    13mSv

3.  Wanita hamil/thn                                         10mSv

4.  NBD penyinaran lokal     

     Dosis Efektif / tahun                                     50mSv

     Dosis rata-rata tidak lebih                             500 mSv   

     Lensa mata / thn                                          150mSv

     Kulit, ekstremitas / thn                                  500mSv

5.  Penyinaran khusus direncanakan                    2 NBD

     -  Seumur hidup                                           5 NBD

   *  Mendapat izin dari PIA;

   *  1 thn sebelumnya tdk pernah menerima       1 NBD;

   *  Tdk utk wanita subur dan menolak.

6.  Masy. umum, seluruh tubuh/thn                     1/10 NBD

     Masy. umum, lokal/thn                                  50mSv.

7. Anggota masyarakat secara keseluruhan:

    Protection International Agency menjamin serendah mungkin, memperhatikan dosis genetik;

8. Dosis maksimum bagi magang/siswa:

  18 thn+:    < NBD pekerja radiasi/thn;

  16-18 thn: < 0,3 NBD pekerja radiasi/thn;

  <16 thn:    < 0,1 NBD masy. umum/thn dan

    < 0,01 NBD masy. umum/penyinaran.

NBD seluruh tubuh untuk Pekerja Radiasi

TAHUN                                        DOSIS 

1934                                           0,2 R/hari

1951                                           0,5 R/minggu

1955 – 1959                                 0,3 R/minggu

                                                  (200 R selama hidup),   Rata-rata   5 R/tahun

1959 – 1977                                 5 Rem/tahun;

                                                   3 rem/13 minggu, 5 (N-18)rem

1977 – 2006                                 50 mSv atau 5 rem/tahun

2006 – Skrg                                 20 mSv atau 2 rem/tahun

Ketentuan Umum Proteksi Radiasi

  • Pembatasan penyinaran:  Pembagian daerah kerja, klasifikasi pekerja

  • Pemantauan daerah kerja dan pemantauan perorangan, interna maupun ekstern Pencatatan dosis (simpan hingga 30 thn)

  • Pengawasan kesehatan

  • Organisasi PR dan Petunjuk Pelaksanaan


Pembagian daerah kerja

  • Daerah pengawasan: < 15mSv/thn, dan bebas kontaminasi:

  • Sangat rendah:  1-5 mSv/th

  • Rendah: 5-15 mSv/thn

  • Sedang:  15-50 mSv/thn (Deareh pengendalian: ³ 15mSv/thn)

  • Tinggi ³ 50 mSv/thn

  • Kontaminasi: rendah, sedang, tinggi.

Pengolahan Limbah ZR

  • Kategori limbah berdasarkan: bentuk fisik dan tingkat radioaktivitas;

  • Karakteristik limbah:

  • Umur paro, lama penyimpanan;

  • Panas yang mungkin ditimbulkan;

  • Klasifikasi limbah:

  • Rendah: diencerkan dengan pengencer < 1000 (dari jumlah sumber) sebelum dibuang ke lingkungan;

  • Sedang : perlu pengencer 1000 - 1000.000 kali;

  • Tinggi : perlu pengencer > 1000.000 kali;

  • Pengenceran/pembauran: Limbah padat/cair/gas tingkat rendah;

  • Penangguhan dan peluruhan: Waktu paro pendek;

  • Konsetrasikan dan kungkung: Limbah padat/cair/ gas tingkat sedang dan tinggi

Tentang Sinar-X

SINAR - X

  DEFINISI dan SEJARAH Sinar-X

       Sinar-X adalah salah satu radiasi gelombang elektromagnetik yang memiliki panjang gelombang sangat pendek 10-7m s/d 10–9 m sehingga memiliki daya tembus yang tinggi terhadap material yang dilaluinya.

Radiasi dibagi menjadi 2 jenis :

1. Radiasi Pengion

2. Radiasi Non Pengion 

        Sejarah Sinar - X

Tiga puluh enam tahun sesudah penemuan sinar katoda dan 2 tahun sesudah pengembangan “tabung Lenard” (tabung sinar katoda) maka Wilhelm Conrad Roentgen pada tanggal 8 november 1895 menemukan suatu jenis sinar baru yang olehnya dinamakan sinar-x. foto-rontgen pertama dibidang kedokteran terjadi beberapa hari kemudian, yaitu pada tanggal 22 desember, dibuat oleh rontgen sendiri. Foto tangan dari istrinya sendiri dikirimkan oleh roentgen bersama penelitiannya pada sejumlah dokter ahli sejawatnya sebagai pemberitahuan sementara tentang penelitiannya. Dokter-dokter dengan cepat segera bereaksi, pada tanggal 6 januari 1896 dilakukan pertemuan atau rapat dari persatuan ahli penyakit dalam berlin. Untuk dunia ilmu kedokteran tampaknya penemuan ini sangat penting. Ilmu bedah dapat mengambil keuntungan dari foto tulang yang dapat dibuat pada manusia hidup. Fraktur, liksasi, penonjolan, benda asing. Dapat dilihat dengan jelas.

        Pada tanggal 13 januari 1896 terbitlah pengumuman pertama tersebut didalam majalah kedokteran “Berliner Klinischen Wochenschrift”. Mulailah suatu perluasan (penyebaran) keseluruh dunia dibidang diagnostic dengan sinar rontgen. Hanya dalam tahun 1896 saja sudah dibuat lebih dari 1000 makalah tentang sinar baru ini, terbitlah majalah-majalah di bidang tersebut.

         Sejalan dengan pengembangan diagnostic, mulai juga perkembangan di bidang terapi, penyinaran suatu nevus tebal (seperti kulit hewan). Naevus pellitus oleh Freund di Wina, merupakan tindakan pengobatan tumor kulit yang pertama dengan penyinaran, yang berhasil 1899. Pada tahun 1901 W. C. Roentgen memperoleh hadiah nobel yang pertama kalinya di bidang fisika, untuk penemuan sinar-x. saat ini sinar roentgen tak dapat dipisahkan dari dunia kedokteran, baik dibidang diagnostik maupun terapi.

Sifat-sifat sinar-x
1. Daya tembus
Sinar X dapat menembus bahan atau massa yang padat
2. Penyebaran
Apabila berkas sinar x melalui suatu bahan atau suatu zat, maka berkas sinar
tersebut akan bertebaran keseluruh arah, menimbulkan radiasi sekunder(radiasi hambur) pada bahan atau zat yang dilalui
3.
Penyerapan ( Absorbtion )
Sinar x dalam radiografi diserap oleh bahan atau zat sesuai dengan berat atom atau kepadatan bahan atau zat tersebut.
4. Fluoresensi
Sinar x menyebabkan bahan-bahan tertentu seperti kalsium tungstat atau zink sulfide memendarkan cahaya (luminisensi).
5. Ionisasi
Sinar x apabila mengenai suatu bahan atau zat dapat menimbulkan ionisasi partikel-partikel atau zat tersebut
6. Efek Biologi
Sinar x akan menimbulkan perubahan-perubahan biologi pada jaringan. Efek biologi ini yang dipergunakan dalam pengobatan radioterapi
7. Fotografi
Sinar X dapat menghitamkan film

Proses Pembangkitan Sinar-X

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjzpF17NhS88aBkbSktqFT-8XjLZbDdFIKG7OgDZwB4ELXH_JSwhtEIkWYzA-sWXT4VYnT3lacazqURlNPA3dXRGFEWkPB7AlU3Fj9gAeJPHoPA299QGRPZWoI50Q7NuNm0k_ZO3USppA/s1600/Tube+X+Ray+2.jpg

Syarat syarat terjadinya sinar-X :
• Adanya emisi elektron yang didapat dari pemanasan filament
• Beda potensial yang tinggi.
• Focusing Cup,untuk mengarahkan arah laju elektron
• Ada target, material khusus untuk tumbukan elektron
• Lintasan elektron Hampa Udara

Penjelasan Singkat
• Filament pada katoda dipanaskan sehingga terbentuk emisi elektron.Saat tegangan tinggi di alirkan pada kutub anoda dan katoda,maka elektron akan bergerak ke arah anoda dan menumbuk target.Hasil tumbukan ini mengakibatkan terjadinya beberapa reaksi sehingga 99% energi dikonversi menjadi panas dan 1% menjadi sinar X.
• Laju elektron diarahkan dengan focusing cup
• Lintasan elektron harus hampa udara
1. Pemanasan Filament
Pemanasan filament akan menghasilkan emisi elektron.Arus pemanasan filament (Ih) biasanya berkisar 2A – 9A
2. Tegangan Tinggi (KV)
Tegangan tinggi pada anoda (+) dan katoda (-) berkisar antara 40KV-150 KV.Tegangan ini berfungsi untuk menarik elktron dari katoda ke anoda.
3. Rotary anoda
Saat elektron akan menumbuk target pada anoda, anoda berotasi untuk memberikan spot / titik tumbuk yang merata.
4.Tabung sinar X harus hampa udara,agar elektron bisa melintas dari katoda menuju anoda
5. Karena 99% energi hasil tumbukan elektron diubah menjadi panas,maka tabung X Ray dilapisi dengan gelas envelope dan oli pendingin untuk sirkulasi panas dan isolasi terhadap tegangan tinggi yang ada pada anoda dan katoda.

PARAMETER UTAMA DALAM PROSES PEMBANGKITAN X RAY
a. Tegangan Tabung (kV)
   -Mempercepat elektron menuju katoda.
   -Semakin tinggi tegangan yang diberikan akan semakin tinggi daya tembus sinar-x terhadap objek.
b. Arus Tabung
  -Filamen (katoda) adalah sebagai sumber emisi elektron yang dipengaruhi oleh besarnya arus filamen (Ih) yang diberikan, makin tinggi arus maka jumlah elektron akan semakin banyak pula.
- Intensitas sinar-x yang dihasilkan akan berbanding lurus dengan jumlah elektron yang menumbur target per detik.
-In tensitas sinar-x yang dihasilkan berbanding lurus dengan besarnya arus tabung (mA)
c. Material Target (anoda)
   -Material pembentuk target (anoda) akan sangat mempengaruhi jumlah sinar-x per unit yang dihasilkan
   -Material juga akan mepengaruhi sinar-x type mana yang akan dihasilkan (karakteristik atau bremsstrahlung).